Tuesday, 27 December 2016

Sedang Tuhan pun Cemburu By Emha Ainun Nadjib

Sedang Tuhan pun Cemburu Read Online By Emha Ainun Nadjib

Title:Sedang Tuhan pun Cemburu
Author:Emha Ainun Nadjib
Format:Paperback
Page:320 pages
ISBN:9798251067

Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tetumbuhan Binatang plus akal adalah kita Binatang plus akal plus tataran tataran lain dari spiritualisme adalah kesempurnaan yang seyogyanya diperjuangkan oleh manusia.Akan tetapi, binatang nampaknya lebih beruntung dibanding manusia Dunia dan nilai mereka Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tetumbuhan Binatang plus akal adalah kita Binatang plus akal plus tataran tataran lain dari spiritualisme adalah kesempurnaan yang seyogyanya diperjuangkan oleh manusia.Akan tetapi, binatang nampaknya lebih beruntung dibanding manusia Dunia dan nilai mereka sudah niscaya dari awal sampai akhir Sedang dunia manusia, suka menjebak diri dengan kebebasan yang dimilikinya atau yang ia peroleh dari Tuhannya Manusia merasa bebas untuk memilih, termasuk memilih bunuh diri atau melenyapkan standar standarnya terhadap nilai kemanusiaan.Esai esai yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib dalam buku ini, merefleksikan betapa panjang pertanyaannya atas hidup Emha tak hanya melihat pola interaksi antara manusia dengan Tuhan yang semakin mengabur, tetapi juga semakin tersingkirnya manusia dari strata strata sosial yang mereka bentuk sendiri


about Author

Budayawan Emha Ainun Nadjib, kelahiran Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953, ini seorang pelayan Suami Novia Kolopaking dan pimpinan Grup Musik KiaiKanjeng, yang dipanggil akrab Cak Nun, itu memang dalam berbagai kegiatannya, lebih bersifat melayani yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi Semua kegiatan pelayannya ingin menumbuhkan potensialitas Budayawan Emha Ainun Nadjib, kelahiran Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953, ini seorang pelayan Suami Novia Kolopaking dan pimpinan Grup Musik KiaiKanjeng, yang dipanggil akrab Cak Nun, itu memang dalam berbagai kegiatannya, lebih bersifat melayani yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi Semua kegiatan pelayannya ingin menumbuhkan potensialitas rakyat.Bersama Grup Musik KiaiKanjeng, Cak Nun rata rata 10 15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, dengan acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung Di samping itu, secara rutin bulanan bersama komunitas Masyarakat Padang Bulan, aktif mengadakan pertemuan sosial melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai nilai, pola pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi solusi masalah masyarakat.Dia selalu berusaha meluruskan berbagai salah paham mengenai suatu hal, baik kesalahan makna etimologi maupun makna kontekstual Salah satunya mengenai dakwah, dunia yang ia anggap sudah terpolusi Menurutnya, sudah tidak ada parameter siapa yang pantas dan tidak untuk berdakwah Dakwah yang utama bukan dengan kata kata, melainkan dengan perilaku Orang yang berbuat baik sudah berdakwah, katanya.Karena itulah ia lebih senang bila kehadirannya bersama istri dan kelompok musik KiaiKanjeng di taman budaya, masjid, dan berbagai komunitas warga tak disebut sebagai kegiatan dakwah Itu hanya bentuk pelayanan Pelayanan adalah ibadah dan harus dilakukan bukan hanya secara vertikal, tapi horizontal, ujarnya.Perihal pluralisme, sering muncul dalam diskusi Cak Nun bersama komunitasnya Ada apa dengan pluralisme katanya Menurut dia, sejak zaman kerajaan Majapahit tidak pernah ada masalah dengan pluralisme Sejak zaman nenek moyang, bangsa ini sudah plural dan bisa hidup rukun Mungkin sekarang ada intervensi dari negara luar, ujar Emha Dia dengan tegas menyatakan mendukung pluralisme Menurutnya, pluralisme bukan menganggap semua agama itu sama Islam beda dengan Kristen, dengan Buddha, dengan Katolik, dengan Hindu Tidak bisa disamakan, yang beda biar berbeda Kita harus menghargai itu semua, tutur budayawan intelektual itu



thumbnailTitle: Sedang Tuhan pun Cemburu
Posted by:Emha Ainun Nadjib
Published :2016-02-05T18:17+01:00
Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tetumbuhan Binatang plus akal adalah
Sedang Tuhan pun Cemburu
320 pagesEmha Ainun Nadjib

No comments:

Post a Comment